BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pada
dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat
dipastikan akan mengalami apa yag dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan sutu
perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada masa lampau. Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya merupakan suatu proses yang terjadi
terus menerus, ini arinya bahwa masyarakat pada kenyataannya akan mengalami
perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dengan
masyarakat yang lain tidaklah sama.
Perubahan
sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam
suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada
definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok
manusia dimana perubahan memengaruhi struktur masyarakat lainnya. Perubahan
sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis,
biologis, ekonomis, dan kebudayaan.
Perubahan
sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup
semua bagian, yaitu meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat,
dan lainnya. Akan tetapi, perubahan tersebut tidak memengaruhi organisasi
sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas
dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian, dalam prakteknya di lapangan
kedua jenis perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan.
Dalam setiap
prakteknya di lapangan, perubahan sosial dapat terjadi sangat lambat maupun
sangat cepat. Hal ini tergantung pada faktor-faktor yang menunjang perubahan
sosial dalam masyarakat tersebut. Pada konsep-konsep yang ada, faktor-faktor
ini dibagi menjadi 2, yakni faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor-faktor ini lah yang menentukan bagaimana laju perubahan sosial dalam
masyarakat. Untuk pembahasan lebih lanjut, kedua faktor ini akan penulis
jelaskan pada bab Tinjauan Pustaka.
Perumusan
Masalah
Beberapa
rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas, antara lain:
- Perubahan sosial pada masyarakat dipengaruhi oleh pelbagai faktor berdasarkan arah timbulnya pengaruh, sebutkan dan jelaskan?
- Sebutkan pengertian faktor pendukung dan penghambat dalam perubahan sosial/masyarakat?
- Sebutkan hal-hal apa sajakah yang termasuk dalam faktor pendukung dan penghambat?
Tujuan
Makalah ini
bertujuan untuk:
- Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menimbulkan terjadinya perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
- Untuk mengetahui pengertian faktor pendukung dan penghambat dalam perubahan sosial masyarakat.
- Untuk memaparkan faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam faktor pendukung dan penghambat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan
Sosial
Perubahan
sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup
perubahan dalam aspek-aspek struktur dari suatu masyarakat, atau karena
terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, dikarenakan berubahnya sistem
komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya sistem hubungan sosial,
maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. Perubahan ini menyangkut pada
seluruh segmen yang terjadi di masyarakat pada waktu tertentu. Perubahan sosial
dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan
sebuah proses. Perubahan sosial merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil
oleh anggota masyarakat. Konsep dinamika kelompok menjadi sebuah bahasan yang
menarik untuk memahami perubahan sosial.
Berdasarkan
besar kecilnya pengaruh yang terjadi pada masyarakat, perubahan sosial dibagi
menjadi 2, yakni perubahan sosial yang besar dan perubahan sosial yang kecil. Perubahan
sosial yang besar pada umumnya adalah perubahan yang akan membawa pengaruh yang
besar pada masyarakat. Misalnya, terjadinya proses industrialisasi pada
masyarakat yang masih agraris. Di sini lembaga-lembaga kemasyarakatan akan
terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja, sistem pemilikan tanah, klasifikasi
masyarakat, dan lainnya. Sedangkan perubahan sosial yang kecil adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa akibat yang langsung pada masyarakat. Misalnya, perubahan bentuk
potongan rambut pada seseorang, tidak akan membawa pengaruh yang langsung pada
masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan tidak akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Arah
Timbulnya Faktor Perubahan Sosial
Perubahan
sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang
terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Dalam
kehidupan nyata, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan
terjadi. Setiap segmen masyarakat hendaknya fleksibel terhadap perubahan yang
akan terjadi baik cepat maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu,
masyarakat akan mengurangi tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah
timbulnya pengaruh pun dapat berasal dari dalam maupun luar. Berikut adalah
penjelasan faktor-faktor perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya pengaruh.
a. Internal
Factor
Internal
factor (faktor
dalam) adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu yang
menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri baik secara
individu, kelompok ataupun organisasi. Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial
yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern).
1)
Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan
penduduk yang sangat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur
masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatannya. Salah satu contohnya
disini adalah orang akan mengenal hak milik atas tanah, mengenal system bagi
hasil, dan yang lainnya, dimana sebelumnya tidak pernah mengenal. Sedangkan
berkurangnya jumlah penduduk akan berakibat terjadinya kekosongan baik dalam
pembagian kerja, maupun stratifikasi social, hal tersebut akan mempengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.
2)
Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang
bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat
menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention). Suatu proses
social dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak
terlalu lama disebut dengan inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan
baru, jalannya unsur kebudayaanbaru yang tersebar ke lain-lain bagian
masyarakat, dan cara-cara unsure kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan
akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai
akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery
dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang
baru, baik berupa alat ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang
individu atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery sendiri akan berubah
menjadi invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan
penemuan baru tersebut.
3)
Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
Pertentangan ini bisa terjadi antara individu dengan kelompok atau antara
kelompok dengan kelompok. Mmisalnya saja pertentangan antara generasi muda
dengan generasi tua. Generasi muda pada umumnya lebih senang menerima
unsur-unsur kebudayaan asing, dan sebaliknya generasi tua tidak menyenangi hal
tersebut. Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan dalam
masyarakat.
4)
Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya
perubahan-perubahan besar. Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akanm
membawa akibat berubahnya segala tata cara yang berflaku pada lembaga-lembaga
kemasyarakatannya. Biasanya hal ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan
atau ide-ide yang berbeda. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu
menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator
proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan
perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam
keluarga.
b. External
Factor
Selain internal
factor, pada masyarakat juga dikenal external factor. External
factor atau faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
masyarakat yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat. Berikut ini
sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab
ekstern).
1)
Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu
daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat
tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan
besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
2)
Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat
menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan
ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah. Misalnya, terjadinya perang
antarsuku ataupun negara akan berakibat munculnya perubahan-perubahan, pada
suku atau negara yang kalah. Pada umunya mereka yang menang akan memaksakan
kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyarakatnya, atau kebudayaan
yang dimilikinya kepada suku atau negara yang mengalami kekalahan. Contohnya,
jepang yang kalah perang dalam Perang Dunia II, masyarakatnya mengalami
perubahan-perubahan yang sangat berarti.
3)
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang
berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat
diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh
suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Adanya
proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi.
Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain,
maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli
dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
Pengaruh-pengaruh itu dapat timbul melalui proses perdagangan dan penyebaran
agama.
Faktor
Pendukung dan Penghalang Proses Perubahan
Terjadinya
suatu proses perubahan pada masyarakat, diakibatkan adanya faktor yang mendorongnya,
sehingga menyebabkan timbulnya perubahan. Faktor pendorong tersebut menurut
Soerjono Soekanto antara lain:
Kontak
dengan kebudayaan lain
Salah satu
proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion (difusi). Difusi adalah proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain. Dengan
proses tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baru yang
telah dihasilkan. Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah
diterima oleh masyarakat dapat diteruskan dan disebar luaskan kepada semua
masyarakat, hingga seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Proses
difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan, karena difusi memperkaya
dan menambah unsur-unsur kebudayaan yang seringkali memerlukan perubahan-perubahan
dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang lama dengan yang baru.
Sistem
pendidikan formal yang maju
Pada
dasarnya pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi individu, untuk
memberikan wawasan serta menerima hal-hal baru, juga memberikan bagaimana
caranya dapat berfikir secara ilmiah. Pendidikan juga mengajarkan kepada
individu untuk dapat berfikir secara obyektif. Hal seperti ini akan dapat
membantu setiap manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya akan
dapat memenuh kebutuhan zaman atau tidak.
Sikap
menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
Bila sikap
itu telah dikenal secara luas oleh masyarakat, maka masyarakat akan dapat
menjadi pendorong bagi terjadinya penemuan-penemuan baru. Contohnya hadiah
nobel, menjadi pendorong untuk melahirkan karya-karya yang belum pernah dibuat.
Toleransi
terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
Adanya
toleransi tersebut berakibat perbuatan-perbuatan yang menyimpang itu akan
melembaga, dan akhirnya dapat menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan
oleh masyarakat.
Sistem
terbuka pada lapisan masyarakat
Adanya
system yang terbuka di dalam lapisan masyarakat akan dapat menimbulkan
terdapatnya gerak social vertical yang luas atau berarti member kesempatan
kepada para individu untuk maju atas dasar kemampuan sendiri. Hal seperti ini
akan berakibat seseorang mengadakan identifikasi dengan orang-orang yang
memiliki status yang lebih tinggi. Identifikasi adalah suatu tingkah laku dari
seseorang, hingga orang tersebut merasa memiliki kedudukan yang sama
dengan orang yang dianggapnya memiliki golongan yang lebih tinggi. Hal ini
dilakukannya agar ia dapat diperlakukan sama dengan orang yang dianggapnya
memiliki status yang tinggi tersebut.
Adanya
penduduk yang heterogen
Terdapatnya
penduduk yang memiliki latar belakang kelompok-kelompok social yang
berbeda-beda, misalnya ideology, ras yang berbeda akan mudah menyulut
terjadinya konflik. Terjdinya konflik ini akan dapat menjadi pendorong
perubahan-perubahan sosial di dalam masyarakat.
Ketidakpuasan
masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
Terjadinya
ketidakpuasan dalam masyarakat, dan berlangsung dalam waktu yang panjang, juga
akan mengakibatkan revolusi dalam kehidupan masyarakat.
Adanya
orientasi ke masa depan
Terdapatnya
pemikiran-pemikiran yang mengutamakan masa yang akan datang, dapat berakibat
mulai terjadinya perubahan-perubahan dalam system social yang ada. Karena apa
yang dilakukan harus diorientasikan pada perubahan di masa yang akan datang.
Di dalam
proses perubhan tidak selamanya hanya terdapat faktor pendorong saja, tetapi
juga ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor
penghalang tersebut antara lain:
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat
Terlambatnya
ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu masyarakat tersebut hidup dalam
keterasingan dan dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain.
Sikap
masyarakat yang tradisional
Adanya suatu
sikap yang membanggakan dan memperthankan tradisi-tradisi lama dari suatu
masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya
anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang
sudah ada.
Adanya
kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
Organisasi
sosial yang telah mengenal system lapisan dapat dipastikan aka nada sekelompok
individu yang memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan tersebut. Contoh,
dalam masyarakat feodal dan juga pada masyarakat yang sedang mengalami
transisi. Pada masyarakat yang mengalami transisi, tentunya ada
golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses
transisi. Karena selalu mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan
jasa-jasanya, sulit bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu
proses perubahan.
Kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain.
Hal ini
biasanya terjadi dalam suatu masyarakat yang kehidupannya terasing, yang
membawa akibat suatu masyarakat tidak akan mengetahui terjadinya
perkenmbangan-perkembangan yang ada pada masyarakat yang lainnya. Jadi
masyarakat tersebut tidak mendapatkan bahan perbandingan yang lebih baik untuk
dapat dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada pada masyarakat tersebut.
Adanya
prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Anggapan
seperti inibiasanya terjadi pada masyarakat yang pernah mengalami hal yang
pahit dari suatu masyarakat yang lain. Jadi bila hal-hal yang baru dan berasal
dari masyarakat-masyarakat yang pernah membuat suatu masyarakat tersebut
menderita, maka masyarakat ituakan memiliki prasangka buruk terhadap hal yang
baru tersebut. Karena adanya kekhawatiran kalau hal yang baru tersebut diikuti
dapat menimbulkan kepahitan atau penderitaan lagi.
Adanya
hambatan yang bersifat ideologis.
Hambatan ini
biasanya terjadi pada adanya usaha-usaha untuk merubah unsur-unsur kebudayaan
rohaniah. Karena akan diartikan sebagai usaha yang bertentangan dengan ideologi
masyarakat yang telah menjadi dasar yang kokoh bagi masyarakat tersebut.
Adat atau
kebiasaan
Biasanya
pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu
dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Dan apabila pola perilaku yang sudah
menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk
merubahnya, karena masyarakat tersebut akan mempertahankan alat, yang
dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulu-pendahulunya.
Faktor-faktor
yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut, secara umum memang akan
merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap anggota dari suatu masyarakat
umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang
sudah didapatnya. Hal tersebut tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut
tidak mendapatkan adanya perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.
Faktor
penghambat dari proses perubahan social ini, oleh Margono Slamet dikatakannya
sebagai kekuatan pengganggu atau kekuatan bertahan yang ada di dalam
masyarakat. kekuatan bertahan adalah kekuatan yang bersumber dari bagian-bagian
masyarakat yang:
- Menentang segala macam bentuk perubahan. Biasanya golongan yang paling rendah dalam masyarakat selalu menolak perubahan, karena mereka memerlukan kepastian untuk hari esok. Mereka tidak yakin bahwa perubahan akan membawa perubahan untuk hari esok.
- Menentang tipe perubahan tertentu saja, misalnya ada golongan yang menentang pelaksanaan keluarga berencanasaja, akan tetapi tidak menentang pembangunan-pembangunan lainnya.
- Sudah puas dengan keadaan yang ada.
- Beranggapan bahwa sumber perubahan tersebut tidak tepat. Golongan ini pada dasarnya tidak menentang perubahan itu sendiri, akan tetapi tidak menerima perubahan tersebut oleh karena orang yang menimbulkan gagasan perubahan tidak dapat mereka terima. Hal ini dapat dihindari dengan jalan menggunakan pihak ketiga sebagai penyampai gagasan tersebut kepada masyarakat.
- Kekurangan atau tidak tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perubahan diinginkan.
Hambatan
tersebut selain dari kekuatan yang bertahan, juga terdapat kekuatan
pengganggu. Kekuatan pengganggu ini bersumber dari:
- Kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat yang bersaing untuk memperoleh dukungan seluruh masyarakat dalam proses pembangunan. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, yang dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.
- Kesulitan atau kekomplekkan perubahan yang berakibat lambatnya penerimaan masyarakat terhadap perubahan yang akan dilakukan. Perbaikan gizi, keluarga berencana, konservasi hutan dan lain-lain, adalah beberapa contoh dari bagian itu.
- Kekurangan sumber daya yang diperlukan dalam bentuk kekurangan pengetahuan, tenaga ahli, keterampilan, pengertian, biaya dan sarana serta yang lainnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Suatu
perubahan social dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya proses perubahan
social tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam masyarakat itu
sendiri (internal factor) serta juga dapat berasal dari luar lingkupan
masyarakat (External factor). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan
masyarakat berdasarkan arah antara lain, Internal Factor yang didalamnya
terdapat pelbagai faktor, Dinamika Penduduk, Penemuan-penemuan baru, Munculnya
pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan. Sedangkan faktor yang kedua adalah
External Factor, terdiri dari Bencana Alam, Perang dan Kebudayaan masyarakat lain.
Faktor
pendukung perubahan social antara lain, kontak dengan kebudayaan lain, sistem
pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya seseorang dan
keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
(deviation), sistem terbuka pada lapisan masyarakat, adanya penduduk yang
heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
dan adanya orientasi ke masa depan.
Faktor
penghambat perubahan social antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat,
sikap masyarakat yang tradisional, adanya kepentingan yang telah tertanam
dengan kuatnya, kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, adanya prasangka
buruk terhadap hal-hal baru, adanya hambatan yang bersifat ideologis dan adat
atau kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009. Perubahan Sosial. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_sosiologi_dan_ilmu_sosial_dasar/bab7_perubahan_sosial.pdf
[29
September 2009]
Crayonpedia.
2009. Perubahan social dalam masyarakat. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_5._PERUBAHAN_SOSIAL_DALAM_MASYARAKAT [29 September 2009]
——-. 2009.
Faktor Internal dan Faktor Eksternal. http://www.crayonpedia.org/mw/Faktor-Faktor_Penyebab_Perubahan_Sosial._Faktor%E2%80%93Faktor_Internal._Faktor-Faktor_Eksternal_9.1 [29 September 2009]
——-. 2009.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial. http://www.crayonpedia.org/mw/Faktor-Faktor_Penghambat_Perubahan_Sosial_Budaya_9.1 [29 September 2009]
——-. 2009.
Faktor Pendorong Perubahan Sosial. http://www.crayonpedia.org/mw/Faktor-Faktor_Pendorong_Perubahan_Sosial_Masyarakat_9.1 [29 September 2009]
——-. 2009.
Contoh Perilaku Masyarakat Sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya. http://www.crayonpedia.org/mw/Contoh_Perilaku_Masyarakat_Sebagai_Akibat_Adanya_Perubahan_Sosial_Budaya_9.1 [29 September 2009]